SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
MAKALAH PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
Dosen Pembimbing:
ANANG SUGIARTO
Disusun oleh:
Nama : AKASIUS AKANG
NIM : 2011210005
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan : Ilmu Administrasi Negara
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG
TAHUN AJARAN 2011/2012
DAFTAR ISI
Daftar isi……………………………………………………............................... 2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………........ 3
Latar Belakang dan Permasalahan Pokok ………………………….................. 3
Ruang Lingkup………………………………………………………………..... 4
Tujuan Penulisan……………………………………………………………….. 5
Manfaat Penulisan ……………………………………………………………… 5
Metode Penulisan……………………………………………………………..... 5
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………. 5
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia…………………………………….... 5
Bahasa melayu…………………………………………………………………. 5
Bahasa melayu menjadi Bahasa Indonesia………………………………........... 7
Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi Perkembangan Bahasa Indonesia…… 7
Upaya peningkatan dan pengembangan Bahasa Indonesia……………………... 9
BAB III PENUTUP……………………………................................................... 10
Kesimpulan ………………………………………………………...................... 10
Saran…………………......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan pokok permasalahan
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan pokok permasalahan
Pada umumnya orang mengetahui bahwa bahasa lndonesia yang sekarang berasal dari bahasa Melayu. Istilah bahasa Melayu sendiri mengacu pada bahasa Melayu Riau, yaitu bahasa Melayu yang diajarkan di sekolah-sekolah sebelum Perang Dunia II berkecamuk. Beberapa bahasa daerah juga memberikan sumbangan kepada bahasa Indonesia, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan lain-lain. Bahkan, bahasa Indonesia juga mendapat sumbangan dari bahasa Barat. Penerbitan buku di Leiden dengan judul European Loan Words in Indonesian: A Checklist of Words of European Origin in Bahasa Indonesia and Traditional Malay tahun 1983 mengingatkan tentang sumbangan bahasa-bahasa Barat kepada bahasa Indonesia.“Apa sumbangan bahasa Melayu Riau terhadap bahasa Indonesia? Akankah semua kata yang berada dalam kamus Melayu dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia? Bagaimana dengan tata bahasanya?” Penulis memperkirakan hal ini sama dengan berbagai buku tentang gramatika bahasa Melayu yang juga dapat dianggap membicarakan bahasa Indonesia. Kalau demikian jalan pikiran kita, maka kita hanya mengganti nama saja, yaitu dari bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia. Akan tetapi, cara seperti ini tentunya bukan satu-satunya jalan untuk melihat persoalan (Anwar, 1980: 24–27). Selain diperingati sebagai bulan Sumpah Pemuda, bulan Oktober juga diingat sebagai bulan pengukuhan bahasa persatuan, bahasa Indonesia.“Apakah sesudah peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928 kita sudah benar-benar mempunyai bahasa Indonesia, atau lebih tepat lagi menanamkan bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia? Ataukah pada waktu itu orang Indonesia menganggap bahwa bahasa Melayu Riau sama dengan bahasa Indonesia?” Sepanjang pengetahuan penulis, belum ada kesepakatan bulat di antara golongan nasionalis Indonesia pada waktu itu tentang hal tersebut. Banyak orang yang menginginkan kemerdekaan Indonesia, namun tidak setuju bahasa Melayu disebut bahasa Indonesia. Penulis sudah pernah membahas masalah ini di buku lain (Anwar, 1980: 24–27). Barangkali alasan yang paling kuat mengenai status bahasa Indonesia ialah sejak didirikannya Republik Indonesia, sebab dalam Undang Undang Dasar 1945 disebutkan nama bahasa Indonesia. Namun, pernyataan ini tentu hanya dari sisi dasar hukumnya. Pembahasan ini sebaiknya juga menyinggung sedikit tentang bahasa Melayu Riau.“Apakah penggunaan istilah bahasa Melayu Riau sudah benar?” Penulis berpendapat bahwa adanya istilah itu bukan karena berbagai dialek yang digunakan sehari-hari oleh penduduk yang terdapat di daerah Riau, namun karena telah berkembangnya suatu ragam bahasa baku di Kesultanan Riau masa lampau yang dipergunakan sebagai alat komunikasi resmi atau formal. Ragam bahasa formal ini tidak hanya terdapat di daerah Riau saja, tetapi juga di daerah lain, seperti Aceh, Palembang, beberapa daerah di Kalimantan dan Halmahera. Dengan kata lain, ragam bahasa formal itu terdapat di seluruh dunia Melayu. Untuk membicarakan perkembangan bahasa Melayu, analisis dunia Melayu sangat penting. Penulis teringat pada usaha Dr. Russell Jones di London untuk mencarikan suatu istilah dalam bahasa Inggris sebagai pengganti “the Malay World”. Apabila secara ketat kita hendak membatasi bahasa Melayu di Riau saja, penulis kira kurang tepat, walaupun di masa lampau istilah bahasa Melayu Riau sering digunakan. Kalau penulis tidak salah tafsir, implikasi dari istilah bahasa Melayu Riau itu ialah bahasa Melayu tinggi, bahasa Melayu formal, dan bahasa Melayu baku. Penulis memperkirakan hal ini ada hubungannya dengan pendidikan di Sekolah Raja di Bukittinggi. Bahasa Minangkabau juga merupakan bahasa Melayu, namun berbeda dengan bahasa Melayu Riau, karena posisi bahasa Melayu Riau; sebagai bahasa Melayu tinggi tadi. Guru-guru di Minangkabau di masa lampau sering menggunakan istilah bahasa Melayu Riau; sebuah istilah yang mereka peroleh dari guru-guru berbangsa Belanda. Bahasa Indonesia adalah salah satu kebanggaan bangsa kita, sebab-sebabnya sangat jelas, tanpa bahasa nasional itu, kemerdekaan tidak akan tercapai dan persatuan bangsa tidak akan tergalang. Namun, tampaknya kebanggaan itu tidak di sertai sikap kritik untuk menelaah bagaimana hal itu dapat terjadi dan apa yang dapat kita petik sebagai pengalaman kemajuan bangsa pada masa-masa yang akan datang. Dengan kata lain, kajian tantang sejarah bangasa Indonesia masih kurang/ tidak sungguh-sungguh diminati orang, maka dengan makalah ini akan menerangkan tentang sejarah sejarah bahasa Indonesia tersebut, yang mulaidigunakan pertama kali pada sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
Dari pendahuluan di atas dapat di rumuskan beberapa masalah yaitu:
1. Bagaimana sejarah terbentuknya bahasa Indonesia?
2. Apa yang menyebabkan bahasa melayu di pilih sebagai bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia?
3. Apa saja yang dapat dilakukan untuk membina dan mengembangkan bahasa Indonesia?
1.2. ruang Lingkup
Ruang lingkup bahasa ini adalah pembahasan tentang sejarah perkembangan bahasa Indonesia. Dalam hal ini pembahasan menitik beratkan pada awal mulanya lahirnya bahas Indonesia yang dipakai sampai saat ini warga Negara Indonesia sebagai bahasa pemersatuan.
1.3. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah terbentuknya bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui mengapa bahas melayu dipilih sebagai bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia.
3. Untuk mengetahui apa saja yang dapat dilakukan untuk membina dan mengembangkan bahasa Indonesia.
1.4. Manfaat penulisan
Adapun manfaat penulisan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang sejarah perkembangan bahasa Indonesia.
2. Sebagai ajang berpikir ilmiah dan kreatif bagi penulis.
1.5. Metode penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode kepustakaan, untuk mendapatkan data-data dari sumber pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia.
2.2.Bahasa Melayu
Telah dikemukakan pada beberapa kesempatan, mengapa bahaasa melayu dipilih menjadi bahasa nasional bagi Negara Indonesia yang merupakan suatu hal yang mengembirakan. Dibandingkan dengan bahasa lain yang dapat dicalonkan menjadi bahasa nasional, yaitu bahasa jawa(yang menjadi bahasa ibu bagi sekitar setengah penduduk Indonesia, bahasa melayu merupakan bahasa yang kurang berarti. Di Indonesia, bahasa itu diperkirakan hanya dipakai oleh penduduk kepulauan Riau, Linggau dan penduduk pantai-pantai diseberang pantai Sumatera. Namun justru karena pertimbangan itu bahasa jawa akan selalu dirasakan sebagai pengistimewaan yang berlebihan. Alasan kedua, mengapa bahasa melayu lebih diterima daripada bahasa jawa, tidak hanya secara fonetis dan morfologis tetapi secara reksikal, seperti diketahui bahasa jaawa mempunyai beribu-ribu morfen leksikal dan bahkan beberapa yang bersifat gramatikal. Faktor yang paling penting adalah juga kenyataannya bahwa bahasa melayu mempunyai sejarah yang panjang sebagai ligua france. Dari sumber-sumber China kuno dan kemudian juga dari sumber Persia dan Arab, kita ketahui bahwa kerajaan Sriwijaya di sumatera Timur paling tidak sejak abad ke-7 merupakan pusat internasional pembelajaran agama Budha serta sebuah Negara yang maju yang perdaganganya didasarkan pada perdagangan antara China, India dan pulau-pulau di Asia Tenggara. Bahasa melayu mulai dipakai dikawasan Asai Tenggara sejak Abad ke-7. Bukti-bukti yang enyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan bukit karangka tahun 683 M(Palembang), talangtuwo bearngka tahun 684 M (Palembang), kota kapur berangka tahun 686 M(bukit barat)Karang Birahi berangka tahun 688 M(jambi) prasasti-prasasti itu bertuliskan huruf pranagari berbahasa melayu kuno. Bahasa kuno itu hanya dipakai pada zaman sriwijaya saja karena dijawa tengah(banda suli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa melayu kuno. Pada zaman Sriwijaya, bahasa melayu juga dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahsa melayu dipakai sebagai bahasa perhubungan antar suku di Nusantara. Bahasa mekayu dipakai sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara. Informasi dari seorang ahli sejarah china I-Tsing yang belajar agama Budha di Sriwiajya, antara lain menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen Loen (I-Tsing:63-159), Kou Luen (I-Tsing :183),K’ouen loven(Ferrand,1919), Kw’enlun (Alisyahbana),1971 :0001089), Kun’lun (partikel, 19977 :91), K’un-lun (prentice 1978 :19), yang berdampingan dengan sanskert. Yang dimaksud dengan Koen-Luen adalah bahasa perhubungan (lingua france)dikepulauan Nusantara, yaitu bahasa melayu.
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa melayu tampak makin jelas dari peninggalan-peninggalan kerajaan islam, baik yang berupa batu tertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujah, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil-hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti syair Hamzah Fansuri, hikayat raja-raja Pasai, sejarah melayu, Tajussalatin dan Bustanussalatin. Bahasa melayu menyebar kepelosok nusantara bersama dengan menyebarnya agama islam diwilayah nusantara bahasa melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara sebagai bahasa perhubungan antara pulau, antara suku, antara pedagang, antar bangsa, dan antar kerajaan karena bahasa melayu tidak mengenal tutur.
2.3. Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Indonesia
Bahasa melayu dipakai dimana-mana diwilayah nusantara serta makin berkembang dengan dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa melayu yang dipakai didaerah-daerah diwilayah nusantara dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa melayu menyerap kosa kata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa melayupun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek. Perkembangan bahasa melayu diwilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komikasi rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia dalam sumpah pemuda 28 Oktober 1928.Untuk memperoleh bahasa nasionalnya, Bangsa Indonesia harus berjuang dalam waktu yang cukup panjang dan penuh dengan tantangan. Perjuagan demikian harus dilakukan karena adanya kesadaran bahwa disamping fungsinya sebagai alat
komunikasi tunggal, bahasa nasional sebagai salah satu cirri cultural, yang kedalam menunjukkan sesatuan dan keluar menyatakan perbedaan dengan bangsa lain.
2.4. Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia
1. Budi Otomo
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang merupakan organisasi yang bersifat kenasionalan yang pertama berdiri dan tempat terhidupnya kaum terpelajar bangsa Indonesia, dengan sadar menuntut agar syarat-syarat untuk masuk ke sekolah Belanda diperingan,. Pada kesempatan permulaan abad ke-20, bangsa Indonesia asyik dimabuk tuntutan dan keinginan akan penguasaan bahasa Belanda sebab bahasa Belanda merupakan syarat utam untuk melanjutkan pelajaran menambang ilmu pengetahuan barat.
2. Sarikat Islam
Sarekat islam berdiri pada tahun 1912. mula-mula partai ini hanya bergerak dibidang perdagangan, namun bergerak dibidang sosial dan politik juga. Sejak berdirinya, sarekat islam yang bersifat non kooperatif dengan pemerintah Belanda dibidang politik tidak pernah mempergunakan bahasa Belanda. Bahasa yang mereka pergunakan ialah bahasa Indonesia.
3. Balai Pustaka
Dipimpin oleh Dr. G.A.J. Hazue pada tahu 1908 balai pustaku ini didirikan. Mulanya badan ini bernama Commissie Voor De Volkslectuur, pada tahun 1917 namanya berubah menjadi balai pustaka. Selain menerbitkan buku-buku, balai pustaka juga menerbitkan majalah.
Hasil yang diperoleh dengan didirikannya balai pustaka terhadap perkembangan bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut:
a. Meberikan kesempatan kepada pengarang-pengarang bangsa Indonesia untuk menulis cerita ciptaannya dalam bahasa melayu.
b. Memberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk membaca hasil ciptaan bangsanya sendiri dalam bahasa melayu.
c. Menciptakan hubungan antara sastrawan dengan masyarakat sebab melalui karangannya sastrawan melukiskan hal-hal yang dialami olehbangsanyadanhal-hal yang menjadi cita-cita bangsanya.
d. Balai pustaka juga memperkaya dan memperbaiki bahasa melayu sebab diantara syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh karangan yang akan diterbitkan di balai pustaka ialah tulisan dalam bahasa melayu yang bersusun baik dan terpelihara.
4. Sumpah Pemuda
Kongres pemuda yang paling dikenal ialah kongres pemuda yang diselenggarakan pada tahun 1928 di Jakarta. Pada hal sebelumnya, yaitu tahun 1926, telah pula diadakan kongres pemuda yang tepat penyelenggaraannya juga di Jakarta. Berlangsung kongres ini tidak semata-mata bermakna bagi perkembangan politik, melainkan juga bagi perkembangan bahasa dan sastra Indonesia. Dari segi politik, kongres pemuda yang pertama (1926) tidak akan bisa dipisahkan dari perkembangan cita-cita atau benih-benih kebangkitan nasional yang dimulai oleh berdirinya Budi Utomo, sarekat islam, dan Jon Sumatrenan Bond. Tujuan utama diselenggarakannya kongres itu adalah untuk mempersatukan berbagai organisasi kepemudaan pada waktu itu. Pada tahun itu organisasi-organisasi pemuda memutuskan bergabung dalam wadah yang lebih besar Indonesia muda. Pada tanggal 28 Oktober 1928 organisasi pemuda itu mengadakan kongres pemuda di Jakarta yang menghasilkan sebuah pernyataan bersejarah yang kemudian lebih dikenal sebagai sumpah pemuda. Pertanyaan bersatu itu dituangkan berupa ikrar atas tiga hal, Negara, bangsa, dan bahasa yang satu dalam ikrar sumpah pemuda. Peristiwa ini dianggap sebagai awal permulaan bahasa Indonesia yang sebenarnya, bahasa Indonesia sebagai media dan sebagai symbol kemerdekaan bangsa. Pada waktu itu memang terdapat beberapa pihak yang peradaban modern. Akan tetapi, tidak bisa dipumgkiri bahwa cita-cita itu sudah menjadi kenyataan, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi media kesatuan, dan politik, melainkan juga menjadi bahasa sastra indonesia baru.
2.5. Upaya peningkatan dan pengembangan bahasa Indonesia
Bahasa adalah yang terpadu dengan unsure-unsur lain didalam jaringan kebudayaan. Pada waktu yang sama, bahasa merupakan sarana pengungkapan nilai-nilai bedaya. Pikiran dan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan. Perkembangan kebudayaan Indonesia kearah peradaban modern sejalan dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya perkembangan cara berpikir yang ditandai oleh kecermatan, ketepatan, dan kesanggupan menyatakan isi pikiran secara eksplisit.
1. Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan bidang
pendidikan.
Upaya yang dapat dilakukan adalah meminkan peran guru untuk menimgkatkan minat baca sehingga bahasa Indonesia dapat dikembangkan pada semua mata pelajaran.
Upaya yang dapat dilakukan adalah meminkan peran guru untuk menimgkatkan minat baca sehingga bahasa Indonesia dapat dikembangkan pada semua mata pelajaran.
2. Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan bidang komunikasi.
Medi massa merupakan salah satu saran ayang pentinng untuk membina dan mengembangkan bahasa Indonesia dlam rangka pembangunan bangsa karena media massa telah memberiakan perkembangan yang berharga dalam pertumbuhan bahasa Indonesia melalui media massa, baik secara tertuis maupun lisan. Ada kata yang cenderung kehilangan maknanya yang sesungguhnya dalam ragam lisan ada lafal baku. Disamping itu, dalam keadaan atau kesempatan tertentu masih dipakai bahasa atau bahasa asing.
Medi massa merupakan salah satu saran ayang pentinng untuk membina dan mengembangkan bahasa Indonesia dlam rangka pembangunan bangsa karena media massa telah memberiakan perkembangan yang berharga dalam pertumbuhan bahasa Indonesia melalui media massa, baik secara tertuis maupun lisan. Ada kata yang cenderung kehilangan maknanya yang sesungguhnya dalam ragam lisan ada lafal baku. Disamping itu, dalam keadaan atau kesempatan tertentu masih dipakai bahasa atau bahasa asing.
3. Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan bidang kesenian
Bahasa Indonesia yang dipergunakan didalam banyak karya sastra cerita anak-anak, lagu, teater dan film menunjukkan adanya banyak ketimpangan. Dalam hal sastra dan buku anak-anak , hal ini disebabkan oleh penggunaan bahasa yang kurang sempurna dari kebanyakan pengarang kita, disamping masi tidak pastinya peranan redaktur dalam penerbitan. Pemakaian bahasa Indonesia dalm film lebih banyak merupakan barang dagangan pemburuk keuntungan bagi pengusaha, penulis skenario yang dipilihnya kebanyakan tidak menguasai teknik penulisan yang baik.
Bahasa Indonesia yang dipergunakan didalam banyak karya sastra cerita anak-anak, lagu, teater dan film menunjukkan adanya banyak ketimpangan. Dalam hal sastra dan buku anak-anak , hal ini disebabkan oleh penggunaan bahasa yang kurang sempurna dari kebanyakan pengarang kita, disamping masi tidak pastinya peranan redaktur dalam penerbitan. Pemakaian bahasa Indonesia dalm film lebih banyak merupakan barang dagangan pemburuk keuntungan bagi pengusaha, penulis skenario yang dipilihnya kebanyakan tidak menguasai teknik penulisan yang baik.
4. Pembinaan dan pengembangan bahasa dalam kaitannya dengan bidang ilmu dan,
teknologi.
Oleh karena antara bahasa dan alam pemikiran manusia terdapat jalinan yang erat, maka keberhasilan dari pemoderenan itu sangat bergantung kepada corak alam pemikiran manusia Indonesia yang merupakan hasil sintesis antara nilai-nilai yang berakar pada kebudayaan etnis yang tradisional dan nilai-nilai bebudayaan yang melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Proses sintesis itu dipikirkan sebagai suatu proses yang mempertinggi potensi kreatif yang dapat menjelaskan suatu kebudayaan yang khas Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari makalah ini, bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu. Bahasa melayu dipilih sebagai bahasa pemersatu (bahasa Indonesia) karena :
1. Bahasa melayu menjadi perwakilan karena bahasa melayu mewakili bahasa yang
1. Bahasa melayu menjadi perwakilan karena bahasa melayu mewakili bahasa yang
dipakai oleh kelompok kecil yang dibandingkan oleh kelompok besar seperti bahasa
jawa. Hal ini untuk menghindari adanya tanggapan pengistimewaan yang berlebihan terhadap bahasa jawa.
2. Bahasa melayu lebih bersifat linguistik dan tidak memiliki tingkat tutur yang sulit.
3. Bahasa melayu mempunyai sejra sebagai “Lingua Frace” yang digunakan pada masa
3. Bahasa melayu mempunyai sejra sebagai “Lingua Frace” yang digunakan pada masa
kerajaan sriwijaya mengalami kemajuan /masa kejayaan.
3.2. Saran
Bahasa Indonesia yang kita ketahui sebagai mana dari penjelasan terdahulu memiliki banyak rintangan dan kendala untuk mewujudkan menjadi bahasa pemersatu, bahasa nasional, bahasa Indonesia. Sehingga kita sebagai generasi penerus mampu untuk membina, mempertahankan bahasa Indonesia ini, agar tidak mengalami kemerosotan dan diperguna dengan baik oleh pihak luar.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Muhsin, 1990. sejarah dan standarisasi bahasa Indonesia. Bandung : sinar baru algesindo. Aripin Z.E, Daftar Pustaka
Anwar, K. 1980. Indonesia, The Development and Use of a National Language. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
–––––––––– 1976.“Minangkabau Back Rof: The Pioneers of Modern Standard Malay”. Anchipel 12.
Bonneff, M. 1981.“Un Apercu De L‘Influence Des Aspirations Democratiques Sun La Conseption Et, L. Usage Des ‘Niveaux De Langue‘ En Javanais: Le Mouvement Djojo-Dipo Et Ses Prolongements” dalam Papers on Indonesian Languages and Literatures, N. Philips and K. Anwar (Ed.) London & Paris.
Drewes, G. W. J. 1981.“Balai Pustaka and Its Antecedents” dalam Papers on Indonesian Languages and Literatures,
N. Philips and K. Anwar (Ed.) London & Paris.
Teeuw, A. 1980.“The Impact of Balai Pustaka on Modern Indonesian Literature”. Bulletin SOAS, XXXV: 119.
Watson, C. W. 1971 “Some Preliminary Remarks on the Antecedents of Modern Indonesian Literature”. Bijdragen tot de Taal, Land-en Volkenkunde, CXXVII (4), 417-433.
Prof. Dr. Khaidir Anwar MA., adalah dosen Fakultas Sastra, Universitas Andalas, Padang.
Ahmadi Muhsin, 1990. sejarah dan standarisasi bahasa Indonesia. Bandung : sinar baru algesindo. Aripin Z.E, Daftar Pustaka
Anwar, K. 1980. Indonesia, The Development and Use of a National Language. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
–––––––––– 1976.“Minangkabau Back Rof: The Pioneers of Modern Standard Malay”. Anchipel 12.
Bonneff, M. 1981.“Un Apercu De L‘Influence Des Aspirations Democratiques Sun La Conseption Et, L. Usage Des ‘Niveaux De Langue‘ En Javanais: Le Mouvement Djojo-Dipo Et Ses Prolongements” dalam Papers on Indonesian Languages and Literatures, N. Philips and K. Anwar (Ed.) London & Paris.
Drewes, G. W. J. 1981.“Balai Pustaka and Its Antecedents” dalam Papers on Indonesian Languages and Literatures,
N. Philips and K. Anwar (Ed.) London & Paris.
Teeuw, A. 1980.“The Impact of Balai Pustaka on Modern Indonesian Literature”. Bulletin SOAS, XXXV: 119.
Watson, C. W. 1971 “Some Preliminary Remarks on the Antecedents of Modern Indonesian Literature”. Bijdragen tot de Taal, Land-en Volkenkunde, CXXVII (4), 417-433.
Prof. Dr. Khaidir Anwar MA., adalah dosen Fakultas Sastra, Universitas Andalas, Padang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar