Kamis, 11 Oktober 2012

IDIOM (Ungkapan) Dan PRIBAHASA


IDIOM (UNGKAPAN) DAN PERIBAHASA

1. Idiom (Ungkapan)
Idiom adalah ungkapan bahasa berupa gabungan kata (frase) yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya.
Contoh:
(1)    selaras dengan, insaf akan, berbicara tentang, terima kasih atas, berdasarkan pada/kepada.
(2)    membanting tulang, bertekuk lutut, mengadu domba, menarik hati, berkeras kepala
Pada contoh (1) terlihat bahwa kata tugas dengan, akan, tentang, atas, dan pada/kepada dengan kata-kata yang digabunginya merupakan ungkapan tetap sehingga tidak dapat diubah atau digantikan dengan kata tugas yang lain.Demikian pula pada contoh (2). Idiom-idiom tersebut tidak dapat diubah dengan kata-kata yang lain.
    
1.1   Idiom dengan Bagian Tubuh
a.       hati kecil = maksud yang sebenarnya
kecil hati = agak marah; penakut
besar hati = a) sombong; b) bangga
hati terbuka = senang hati
berat hati = kurang suka melakukan
lapang hati = sabar
tinggi hati = sombong
setengah hati = segan-segan
berkeras hati = a) menurut kemauannya sendiri; b) tidak mau mundur
jatuh hati = menjadi cinta
mendua hati = bimbang
sampai hati = tega
berhati jantung = berperasaan halis
berhati batu = tidak menaruh belas kasihan
berhati tungau = penakut
mengandung hati = a) menaruh dendam; b) merasa cinta
b.      darah daging = anak kandung; keluarga
mendarah daging = sudah menjadi kebiasaan
darah panas = pemarah
darah putih = keturunan bangsawan
mengisap darah = terlalu banyak mengambil dari orang lain
mandi darah = berperang hebat sekali sehingga banyak yang luka atau mati
naik darah = marah
tumpah darah = tanah air
c.       kepala angin = bodoh
kepala batu = tidak mau menurut perintah orang lain
berat kepala = tidak mudah mengerti
kepala dingin = tenang dan sabar
ringan kepala = mudah belajar
kepala udang = bodoh sekali
tergadai kepala = malu sekali
orang berkepala dua = memihak ke sana ke sini
d.      muka masam = rupa muka yang menyatakan perasaan kecewa
tebal muka = tak mempunyai rasa malu
kehilangan muka = mendapat malu
mencari muka = berbuat sesuatu agar dipuji orang
tarik muka dua belas = sangat kecewa
tatap muka (bersemuka) = berhadapan muka
e.       melihat dengan mata kepala = secara langsung
memasang mata = melihat baik-baik
membuang mata = melihat-lihat
terbuka matanya = mulai tahu/mengerti
mata telinga = kaki tangan
mata hati = perasaan dalam hati
f.       mulut manis = lemah lembut dan sangat menarik hati tutur katanya
berat mulut = tak suka berbicara
besar mulut = suka membual/menyombong
buah mulut = sebut-sebutan; yang selalu dipercakapkan orang
gatal mulut = selalu hendak berkata-kata apa saja
panjang mulut = suka menyampaikan perkataan orang kepada orang lain dan ditambah-tambah
ringan mulut = suka berbicara/bertanya
tutup mulut = diam
cepat mulut = lancang
perang mulut = berbantah
keras mulut = tidak mudah menurut (tentang kuda)
g.      berat bibir = tidak peramah; pendiam
tipis bibir = pandai benar berkata-kata; cerewet
menghapus bibir = kecewa; tak berhasil
buah bibir = yang selalu menjadi pembicaraan orang
panjang bibir = suka menyampaikan perkataan orang (mengadu)
h.      lidah api = ujung nyala api
keras lidah = tak pandai melafalkan kata-kata asing
lidah bercabang = perkataannya selalu berubah-ubah
pahit lidah = apa yang dikatakan selalu terbukti manjur
panjang lidah = suka mengadu
patah lidah =   a) tidak betul mengucapkan kata-kata; pelat
                        b) tidak pandai berkata-kata
                        c) terdiam (tak dapat menjawab/berkata-kata lagi)
ringan lidah = lancar dan fasih tutur katanya
cepat lidah = lancang mulut; suka mengeluarkan kata-kata yang kurang baik
mengerat lidah = memenggal/menyela kata orang
tergelincir lidah = salah mengatakan
tergigit lidah =            a) tidak mempunyai rasa malu
  b) tak berani berkata terus terang karena sudah berhutang budi
terkalang lidah = tak berani membantah/menjawab
berlidah dua = tidak teguh pendirian; mudah berpihak pada orang lain
i.        tebal telinga = tak mau mendengarkan kata orang
tipis telinga = lekas marah kalau mendengar kata yang kurang baik
      memberi telinga = suka mendengarkannya
      terangin-angin ke telinga = kedengaran tentang desas-desus
      memasang telinga = mendengar-dengarkan kabar
j.        alas perut = sarapan
duduk perut = mengandung
membawa perut= datang ke rumah orang untuk makan
buruk perut = mudah kena penyakit
buta perut = asal makan saja; tak peduli rasa makanan
k.      tangan besi = tindakan/kekuasaan keras
tangan kanan = pembantu yang utama
tangan dingin = segala yang ditanam, diobati, dan sebagainya selalu berhasil
tangan baik = selalu menang dalam berjudi
tangan turun = selalu kalah dalam berjudi
berat tangan = malas bekerja
buah tangan = barang yang dibawa dari bepergian
hampa tangan = tidak membawa/mendapat apa-apa
makan tangan = kena tinju; beruntung
ringan tangan = suka bekerja
turun tangan = turut campur tangan
berpangku tangan = tidak bekerja apa-apa
l.        kaki lima = lantai di muka pintu/di tepi jalan
kaki seribu = berlari ketakutan
kaki telanjang = tidak bersepatu
kaki tangan = pembantu; orang kepercayaan
cepat kaki, ringan tangan = suka membantu
m.    bertukar bulu = bertukar pendapat
tidak memandang bulu = tidak memilih-milih kedudukan seseorang
memperlihatkan bulunya = memperlihatkan keadaan yang sebenarnya
berbulu mata melihat = merasa benci sekali
berbulu hatinya = suka mendengki

1.2   Idiom dengan Kata Indera
dingin hati = tidak bergembira/tidak bersemangat
perang dingin = perang tanpa senjata, hanya saling menggertak
tidak lekang oleh panas = tidak berubah sedikitpun
uang panas = uang pinjaman dengan bunga yang banyak; uang yang tidak halal
panas rezeki = sukar mencari rezeki
tertangkap basah = tertangkap ketika sedang melakukan kejahatan
sepala-pala mandi biarlah basah = melakukan sesuatu janganlah setengah-setengah
kering kerontang = kering sekali
kurus kering = kurus sekali
kabar yang hangat = kabar yang baru terjadi dan sedang menarik perhatian umum (aktual)
sambutan yang hangat = meriah
pengalaman pahit = pengalaman yang tidak menyenangkan
sepahit semanis = bersama-sama dalam suka dan duka
mendapat kopi pahit = mendapat teguran keras/marah
muka manis = menarik hati
kritik yang pedas = keras dan kejam
merasakan asin garam = senang dan susah dalam hidup
tahu asam garamnya = tahu seluk beluknya
panjang akal = tidak picik; pandai mencari akal
menarik napas panjang = mengeluh
pendek permintaan = singkat umurnya
besar kepala = sombong
besar perut = rakus; lahap
besar cakap = suka membual
pakaian kebesaran = kehormatan
orang kecil = rakyat kebanyakan
tinggi rezeki = sukar mencari rezeki
rendah hati = tidak angkuh
rendah budi = hina
luas pengalaman = banyak pengalaman
sempit hati = lekas marah

1.3   Idiom dengan Warna
merah muka = kemalu-maluan
merah telinga = marah sekali
lampu merah = tanda sesuatu yang membahayakan
jago merah = api kebakaran
buku putih = buku yang berisi keterangan pemerintah mengenai suatu peristiwa politik
berputih tulang = mati
berdarah putih = keturunan bangsawan
hitam di atas putih = dengan tertulis; tidak secara lisan
belum tentu hitam putihnya = ketentuannya
masih hijau = belum berpengalaman
naik kuda hijau = mabuk
lapangan hijau = gelanggang olah raga
lampu hijau = sesuatu yang akan membuat menjadi lancar/lebih baik karena sudah disetujui/diizinkan
kartu kuning = suatu peringatan dalam sepak bola
mengelabui mata = menipu

1.4   Idiom dengan Nama Benda-benda Alam
jadi bumi langit = orang yang selau diharapkan pertolongannya
dibumihanguskan = dimunaskan/dihancurkan sama sekali
tanah tumpah darah = tanah tempat lahir
gerakan di bawah tanah = gerakan rahasia
makan tanah = miskin sekali
kejatuhan bulan = beruntung besar
menjadi bulan-bulanan = sasaran/tujuan
menentang matahari = melawan orang yang berkuasa
terang bintangnya = beruntung
berbintang naik = mulai mujur
bintang lapangan = pemain yang terbaik
salah air = salah didikan
telah jadi air = habis modalnya/uangnya
pandai berminyak air = pandai bermuka-muka
bersuluh minta api = bertanya tentang sesuatu yang sudah diketahui
semangat berapi-api = berkobar-kobar, bersemangat skali
kabar angin = desas-desus
perasa angin = mudah tersinggung
menangkap angin = sia-sia belaka
hujan jatuh ke pasir = kebaikan yang tidak berbalas
seri gunung = tampak elok jika dilihat dari jauh
rendah gunung tinggi harapan = harapan yang sangat besar
tak lari gunung dikejar = tidak usah tergesa-gesa dalam mengerjakan sesuatu yang sudah tentu

1.5   Idiom dengan Nama Binatang
kambing hitam = orang yang dipersalahkan
kelas kambing = kelas paling murah
kuda hitam = pemenang yang tak diduga-duga
mengadu domba = mempertentangkan kita dengan kita sendiri
berkulit badak = tidak tahu malu, tidak berperasaan
tenaga badak = kuat sekali
banteng ketaton = mengamuk dengan hebatnya
akal kancil = tipu muslihat yang sanat licik, sangat cerdik
buaya darat = penjahat; orang laki-laki yang gemar kepada perempuan
ular kepala dua = orang yang munafik, ikut ke sana kemari saja
membebek(membeo) = hanya meniru-niru perkataan/perbuatan orang lain
menantikan kucing bertanduk = menantikan sesuatu yang mustahil
membabi buta = melakukan sesuatu dengan menekat saja
buta ayam = mata kabur pada waktu malam
mati ayam = mati konyol
tidur-tidur ayam = sudah tidur tetapi belum lelap benar
kabar burung = kabar yang tidak boleh dipercaya karena belum pasti kebenarannya
otak udang = bodoh sekali

1.6   Idiom dengan Bagian Tumbuh-tumbuhan
pohon kejahatan = asal mula
batang air = sungai
sebatang kara = hidup seorang diri
bercabang hatinya = tidak hanya satu yang dipirkan
lidah bercabang = kata-katanya tidak dapat dipercaya
lari beranting = lari bersambung(estafet)
berurat berakar = sudah mendalam benar
naik daun = 1) selalu menang/beruntung dalam bermain kartu, judi, dan     sebagainya
2) mendapat nasib baik
      bunga api = petasan
      bunga rampai = kumpulan karangan yang terpilih
      bunga kampung = gadis yang tercantik di kampung itu
      buah pena = karangan
buah pembicaraan = hasil pembicaraan
biji mata = kekasih

1.7   Idiom dengan Kata Bilangan
bersatu padu = bersatu benar-benar
bersatu hati = seiya sekata
berbadan dua = hamil
tiada duanya = tidak ada bandingannya
telah dua kepalanya = mabuk
mendua hati = ragu-ragu
setengah hati = tidak dengan bersungguh-sungguh
bekerja setengah-setengah = tanggung
jalan tengah = keputusan yang diambil dari dua pendapat secara adil, tidak memihak salah satu pendapat itu
setengah tiang = pengibaran bendera tanda berduka cita
masuk tiga, keluar empat = membenjakan uang lebih besar dari penghasilannya
pertemuan empat mata = pertemuan hanya dua orang
kaki lima = lantai di muka pinti atau di tepi jalan
tujuh keliling = nama penyakit kepala yang sangat keras
diam seribu bahasa = diam sama sekali, tidak berkata sepatah pun

2. Peribahasa
Peribahasa adalah bahasa berkias berupa kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya.
2.1 Pepatah
            Pepatah ialah sejenis peribahasa yang berisi nasihat atau ajaran dari orang tua.
Contoh :
  1. Air tenang menghayutkan.(Orang pendiam tetapi berilmu banyak.)
  2. Bermain air basah, bermain api hangus, bermain pisau luka.(Barang siapa yang melakukan pekerjaan yang berbahaya/jahat, tentu akan kena akibatnya.)
  3. Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua.(Budi baik tidak akan dilupakan orang.)
  4. Besar kayu besar bahannya, kecil kayu kecil bahannya.(Jika besar penghasilan, besar juga pengeluarannya; tetapi jika kecil penghasilannya, kecil juga pengeluarannya.)
  5. Bayang-bayang sepanjang badan.(Apa yang dikerjakan hendaklah disesuaikan dengan kekuatan diri sendiri.)
  6. Setinggi-tinggi terbang bangau, hinggapnya ke kubangan juga.(Walupun ke mana juga seseorang pergi, kelak tentu kembali ke negeri sendiri.)
  7. Ringan sama dijunjung, berat sama dipikul.(Orang yang berkaum keluarga/bersahabat harus seiya sekata.)
  8. Tak ada gading yang tak retak.(semua orang/sesuatu itu tentu ada kurang/celanya meskipun hanya sedikit.)
  9. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.(Pelajaran yang tak sempurna dituntut, tidak ada gunanya.)
  10. Ikut hati mati, ikut rasa binasa.(Barang siapa menurutkan hawa nafsu, tentu akan hancur.)
  11. Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah.(Dalam sebarang kerja hendaklah selalu ingat benar.)
  12. Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalan.(Kasih ibu kepada anak tidak ada putus-putusnya, tetapi kasih anak kepada ibu kadang-kadang sedikit.)
  13. Biar lambat asal selamat, tak lari gunung dikejar.(Dalam mengerjakan pekerjaan tidak perlu tergesa-gesa, harus ingat agar selamat.)
  14. Barang siapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya.(Siapa yang mencari tipu daya yang jahat untuk mencelakakan orang lain, biasanya dia jugalah yang mendapatkan kesusahan karena tipu dayanya itu.)
  15. Mati-mati mandi air basah.(Melakukan sesuatu jangan kepalang tanggung.)
  16. Murah dimulut, mahal di timbangan.(Banyak janji tetapi tak ditepati.)
  17. Nasi sudah menjadi bubut.(Perbuatan salah yang terlanjur.)
  18. Sebab nila setitik rusak susu sebelanga.(Karena kesalahan/cela yang sedikit, rusak kebaikan yang banyak.)
  19. Ukur banyak di badan sendiri.(Mengukur kemampuan orang dengan kemampuan sendiri.)
  20. Panas setahun dihapuskan oleh hujan sehari.(Kebaikan yang banyak hilang oleh kesalahan yang sedikit.0
  21. /Besar pasak daripada tiang.(Belanja lebih besar daripada penghasilan.)
  22. Pasar jalan karena diturut, lancar kaji karena diulang.(Pekerjaan yang biasa dikerjakan tentu mahir.)
  23. Rambut sama hitam, hati masing-masing.(Kesukaan setiap orang tidak sama.)
  24. Tiada rotan akar pun jadi.(Jika tidak ada yang baik, yang kurang baik pun dapat digunakan.)
  25. Mati semut karena gula.(Manusia dapat dikuasai dengan kata-kata manis.)

2.2 Perumpamaan
            Perumpamaan ialah sejenis peribahasa yang berisi perbandingan. Biasanya menggunakan kata seperti kata : seperti, sebagai, laksana, bagai(kan), bak,dan sebagainya.
Contoh :
  1. Bagai air di daun talas.(Orang yang tak tetap pendirian.)
  2. Seperti anak ayam kehilangan induk.(Suatu kaum/keluarga yang terpecah-pecah karena ditinggalkan oleh orang yang menjadi tempat bergantung.)
  3. Seperti anjing berebut tulang.(Hal orang yang tamak memperebutkan harta.)
  4. Bagai air dengan tebing.(Hal orang yang sangat kokoh bersahabat dan bertolong-tolongan.)
  5. Seperti bulan dengan matahari.(Hal orang yang sudah sepadan/sejodoh.)
  6. Bagai  bumi dengan langit.(Hal orang/barang yang jauh sekali bedanya.)
  7. Laksana kera dapat bunga.(Hal orang yang tak tahu menghargai barang yang bagus.)
  8. Hati bagai baling-baling.(Pikiran yang tidak tetap.)
  9. Bagai hujan jatuh ke pasir.(Berbudi baik kepada orang yang tidak tahu membalas guna, tentu saja tak kehilangan baginya.)
  10. Laksana burung dalam sangkar.( Seseorang yang terikat oleh keadaan.)
  11. Bagai diiris dengan sembilu.(Hati yang sangat pedih.)
  12. Bagai kerakap di atas batu, hidup enggan mati tak mau.(Hal orang yang sudah menderita sekali.)
  13. Bagai api dengan asap. Bagai kuku dengan daging.(Kasih sayang yang sangatn akrab.)
  14. Bagai kucing dibawakan lidi.(Hal orang yang dalam ketakutan.)
  15. Bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tak dimakan bapak mati.(Serba sulit dalam menentukan sikap/tindakan.)
  16. Bagai menentang matahari.(Melawan pendapat orang yang lebih berkuasa tentu akhirnya kalah.)
  17. Seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk.(Orang yang berilmu tinggi tidak akan menyombongkan dirinya.)
  18. Seperti pinang dibelah dua.(Hal dua orang yang serupa benar.)
  19. Seperti pungguk merindukan bulan.(Mengharap-harapkan sesuatu yang tak mungkin tercapai.)
  20. Bagai rambut dibelah tujuh. Bagai rambut dibelah seribu.(Sesuatu yang sangat sedikit/kecil.)
  21. Bagai berumah di tepi tebing.(Selalu dalam kekhawatiran.)
  22. Seperti rusa masuk kampung.(Keheran-heranan karena belum pernah melihat.)
  23. Seperti api dalam sekam.(Kejahatan yang berlaku deangan diam-diam.)
  24. Ditatang bagai minyak penuh.(Sangat dikasihi, dipelihara dengan hati-hati.)
  25. Seperti telur di ujung tanduk.(Dalam keadaan yang mengkhawatirkan/berbahaya.)

2.3 Pemeo
            Pemeo ialah jenis peribahasa yang dijadikan semboyan.
Contoh :
  1. Patah tumbuh, hilang berganti.
  2. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
  3. Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah.(Daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati.)
  4. Tak emas bungkal diasah, tak air talang dipancung.(Segala daya upaya dilakukan, asal yang dicita-citakan tercapai.)
  5. Esa hilang, dua terbilang.(Tetap hati mengerjakan suatu pekerjaan yang berbahaya.)
  6. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul.
Laba sama dibagi, rugi sama dirjuni.
(Seiya sekata, senasib sepenanggungan.)
  1. Patah sayap, bertongkat paruh.(Tidak berputus asa.)
  2. Daripada berputih mata, lebih baik berputih tulang.(Daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati.)



DAFTAR PUSTAKA
Soedjito,Drs.1990.Kosa Kata Bahasa Indonesia.Jakarta: PT Gramedia.


Jumat, 17 Agustus 2012

CTH METODE PENELITIAN ADMINISTRASI NEGARA



Topik :
§  Birokrasi Pemerintahan: Kinerja, Efisiensi, Efektivitas, Hubungan birokrasi, Sikap Mental
§  SDM dan Birokrat;Sistem penempatan, Promosi
§  Manajemen Pembangunan
§  Rekayasa Pembangunan
§  Isu Otonomi
§  Program-program yang berkait dengan kebijakan;Proses Formulasinya, Implementasinya, Dampaknya,Evaluasinya
§  Sistem Penganggaran
§  Kualitas Perda
§  Diskresi
§  Sistem Staffing

Metode Penelitian
Apa dan mengapa perlu???

Metode Penelitian
suatu alat untuk menemukan kebenaran  dan mengakumulasikan pengetahuan yang dimanfaatkan bagi penyusunan suatu ilmu.

Rangkaian proses untuk memproduksi ilmu
Dalam proses tersebut ada prinsip-prinsip yang harus diikuti (metode penelitian)

Tanpa Metode Riset, berarti bukan ilmu, mungkin KNOWLEDGE
Apa contohnya ????

Ilmu dukun / metafisik
Meski di dalamnya ada pengetahuan-pengetahuan tetapi bukan ilmu
Sumber pengetahuan sendiri bisa bermacam-macam :
§  Orang yang dianggap punya kelebihan
§  Hal-hal yang berhubungan dengan kekuatan gaib / metafisik , Dll.
“ilmu adalah pengetahuan yang didalamnya ada teori yang diperoleh melalui serangkaian metodologi“.

ILMU atau SCIENCE, dibedakan menjadi :
1.      NATURAL SCIENCE
2.      SOCIAL SCIENCE

NATURAL SCIENCE
Melihat keteraturan-keteraturan yang bisa diamati dalam suatu gejala.  Karena keteraturan tersebut maka bisa dilihat kepastiannya. karenanya mengandung kepastian, seringkali disebut Ilmu Pasti



Karenanya mengandung kepastian, seringkali disebut Ilmu Pasti
§         Karena tingkat kepastian yang tinggi ,maka menjadi lebih mudah untuk mempelajari
§         Kemampuan memprediksi juga lebih mudah
§         Lebih mudah untuk dikontrol

Misal :
Pemberian pupuk pada tanaman
o       Jika tidak diberi pupuk maka diprediksikan  tanaman bisa dipastikan akan mati
o       Dalam hal ini kontrol terhadap pemupukan bisa dilakukan untuk mengantisipasi kematian pun bisa juga dilakukan. Yakni seberapa pupuk yang harus diberikan serta kapan waktu yang tepat
SOCIAL SCIENCE
§  Pengamatan atau observasinya tidak mudah
§  Kadang-kadang penuh dengan kepalsuan-kepalsuan Hawthorne Effect
§  Dengan demikian hasil pengamatan yang diperoleh tidak valid (optimal)
§  Susah dikontrol
§  Susah diprediksi
§  Karena obyeknya terkait dengan manusia, maka bersifat Complicated

Aliran dalam Science :
§  Kuantitatif
§  Kualitatif

KUANTITATIF
Lebih bahwa melihat obyek yang diteliti mempunyai hakekat sesuai dengan sesuai dengan natural science.
Memandang bahwa suatu gejala pasti berubah, mengikuti hukum-hukum alam.
Dan karena mengikuti hukum alam maka metode yang digunakan adalah:
Mentreatmen manusia seperti hukum alam.

Contoh :
Menghitung kemiskinan; dihitung orang miskinnya 1,2,3,4 dst. Dari sini dibuat perhitungan statistiknya.
Individu dianggap sama, dihitung seperti benda. Karena itu untuk mengurangi kemiskinan adalah dengan memberikan bantuan yang sama.

KUALITATIF
Mentreatmen manusia tidak seperti hukum alam, tetapi satu persatu dengan meneliti dan masuk ke dalam diri obyek yang diteliti
§  Dengan kuantitatif, orang bisa melakukan prediksi, membuat koreksi. Tetapi kualitatif juga diperlukan untuk lebih memahami persoalan sehingga dapat dipecahkan. Ini yang hanya bisa diperoleh melalui kualitatif

Realitas ternyata mempunyai 2 jenis:
1. Realitas berdasarkan Persetujuan
2. Realitas berdasarkan Pengalaman/Empirik
Dalam Ilmu Pengetahuan, yang dibutuhkan adalah realitas empiris
a.       Tetapi realitas yang berdasarkan pengalaman/empirik inipun perlu diuji, melalui:
b.      harus ada dukungan
c.       Realitas tersebut harus logis
ARTINYA, Realitas tersebut harus Scientific

Dalam science, metode riset dikembangkan sebagai bentuk The Science of Knowing
·        Cara yang dilakukan adalah dengan The Way of Knowing, yang meliputi:
·        Latar Belakang Masalah
·        Perumusan Masalah
·        Tujuan Penelitian
·        Variabel
·        Hakekat Variabel
·        Metode yang cocok digunakan

Kesalahan-kesalahan yang sering kali dilakukan dalam memenuhi keingintahuan:
o       Observasi yang tidak mendalam
o       Over generalitation, Yang dilihat sedikit tetapi yang disimpulkan/ digeneralisasikan terlalu besar.
o       Selectively Observe, Mengobservasi hanya secara selektif saja
o       Misalnya yang hanya sesuai dengan pengalaman saja, sehingga ketika mau menyimpulkan sesuatu masih diragukan. Karena pengamatan yang hanya pada dilakukan pada bidang-bidang tertentu, ada preferensi tertentu terhadap bidang yang diteliti.
o       Make up Information, Mengarang dan menambah-nambahi yang tidak perlu.
o       Illogical Reasoning, Membuat-buat alasan tapi alasan tersebut tidak logis.
o       Resistant (Resistance), Ada ego atau keterlibatan ego dalam memahami orang lain.
Misal: ketika orang lain membicarakan sesuatu selalu saja menolak dan menganggap yang benar adalah apa yang diomongkan sendiri. Error akan terjadi kalau resistannya tinggi.

Menyusun proposal penelitian
Suatu proposal penelitian harus dimulai dengan topik
TOPIK : isu yang hendak kita bicarakan, isu yang menjadi pusat perhatian kita. Berbeda dengan,
JUDUL  : Kalimat yang kita pilih untuk merepresentasikan apa yang disebut Topik

Misal:
TOPIK
Kinerja pelayanan Publik yang makin buruk Atau merosotnya kinerja pelayanan public
JUDUL
Studi tentang kinerja birokrat di kabupaten A
Jadi dalam judul sudah ada muatan lokasi, kadang-kadang tahun, Sehingga sudah lebih rinci

Latar Belakang
§  Apa yang mendorong atau melatarbelakangi kita melakukan penelitian
§  Alasan yang mendorong ketertarikan seseorang
Berkaitan dengan apa yang mendorong bisa dilihat secara:
1.      Khusus  atau Teoritis
2.      Praktis

TEORITIS
Misal:
·        upaya-upaya peneliti dalam melihat kinerja nampaknya belum optimal, belum menyeluruh, belum tuntas dsb.
Misalnya :
·        Ada yang mengatakan kinerja ditentukan oleh lingkungan.
·        Ada yang mengatakan kinerja ditentukan oleh hubungan.
·        Jadi mestinya peneliti melihat ada Gap-Gap Teoritis yang semua nya belum tertangkap dalam permukaan.

Mengungkapkan gap-gap teoritis
Peneliti harus tahu bahwa ada hal yang  luput dari peneliti-peneliti lain. Akhirnya peneliti tahu bahwa dalam kinerja harus ada the right man on the right place. Karena itu peneliti kemudian menambahkan variabel baru.
Latar belakang, harus ada alasan untuk untuk mengisi Gap-Gap teoritis tersebut.

Alasan Praktis
Misal :
§  Berkaitan dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah

Dalam praktek ada banyak contoh semakin banyak kebijakan dilakukan untuk menuntaskan kemiskinan, tetapi kemiskinan tidak teratasi
Sehingga alasan praktis penelitiannya diarahkan pada upaya pemecahan masalah

Pertimbangan Pemilihan Masalah

a.      Pertimbangan yang tidak termasuk kawasan kriteria ilmiah:
1.      Minat dan Kepentingan penelitian
2.      Kepentingan Umum/masyarakat
3.      Resistensi Sosial,kultural dan Idiologis
b.      Pertimbangan yang termasuk kawasan ilmiah:
1.      Dapat ditelaah secara ilmiah
2.      Signifikansi/kebermaknaan masalah yang diteliti
3.      Kelayakan metodologi
Sehingga MASALAH , harus menunjukkan:
§  Masalahnya dapat diteliti
§  Masalahnya baru dan penting
§  Masalahnya memenuhi persyaratan teknis metodologis
Dari mana saja kita bisa mengambil masalah?
Dari mana kita bisa memulai penelitian?


1.1.      Ada perubahan/penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan
Pengembangan Interpreneurship dalam instansi publik
Apa yang menyebabkan instansi publik juga harus mengembangkan interpreneurship?
·         SIMPEG
Mengapa untuk mendata dan menyusun    informasi kepegawaian , instansi harus beralih ke SIMPEG yang modern?

1.2.      Ada penyimpangan antara perencanaan dengan kenyataan
Rencana/tujuan sudah ditetapkan tetapi kenyataan tidak tercapai
·         Pelaksanaan Diklat Analis Fungsional Kepegawaian direncanakan/ditargetkan akan meningkatkan kinerja pelayanan kepada PNS. Ternyata hasilnya masih banyak PNS yang mengeluhkan pelayanan yang diberikan BKN/BKD
·         Askeskin diberikan dengan tujuan masyarakat miskin bisa menerima akses pelayanan kesehatan di semua rumah sakit pemerintah atau yang ditunjuk.
Kenyataan tidak semua yang memegang Askeskin bisa dikelompokkan dalam kelompok miskin atau
Ternyata masih ditemui perbedaan perilaku pegawai RS terhadap pemegang kartu Askeskin

1.3.      Karena ada Pengaduan
·         Banyaknya orang yang menulis di surat kabar/media tentang  kelambanan pelayanan PDAM Surabaya dalam menanggapi keluhan pelanggan
·         Keluhan publik terhadap pungutan liar di BPN

1.4.   Kompetisi
·         Dahulu RS yang menerima pasien peserta Askes adalah RS milik pemerintah, sekarang ini beberapa RS Swasta juga menerima pasien Askes, karenanya untuk kinerja RS harus mampu bersaing dengan kinerja RS Swasta
·         Untuk dapat menerima akses transportasi darat (bis) publik tidak hanya mengandalkan Damri, karenanya Dishub duharuskan untuk bisa bersaing dengan armada swasta lainnya.

Faisal (1995) menambahkan masalah dapat ditemukan dari:
·         Pengalaman lingkungan suatu pekerjaan atau profesi
Misal: setiap hari berhubungan dengan pelayanan , sosial untuk para gelandangan dan pengemis, bisa memunculkan persoalan-persoalan , misal mengapa mereka sampai menjadi gelandangan, mengapa meskipun sudah diberi pembekalan Life Skill masih memilih menjadi gelandangan. Dll.



1.5.      Dari Teori
Teori Kemiskinan , muncul Konsep Kemiskinan Struktural, yakni orang yang miskin karena keterbatasan aksesnya terhadap fasilitas/prosedur/struktur kepemilikan sumber-sumber kekayaan.
-         Maka logisnya orang bisa terangkat dari kemiskinan struktural jika diputus struktur yang menghambatnya.
-         Ini masih menyisakan pertanyaan apakah selalu demikian?
-         Ternyata walau sudah diputus strukturnya orang masih miskin?

1.6.   Dari Laporan Penelitian
·         Kemungkinan persoalan-persoalan yang masih muncul , atau yang belum tertangkap dalam sebuah laporan penelitian, termasuk aspek metodologinya yang diubah/disesuaikan, misal populasinya diubah, sampelnya diperbanyak, settingnya diubah dll.

1.7.   Kebijakan
·         UU No 32 /2004 dimaksudkan agar daerah bisa dengan mengelola pemerintahannya sendiri sesuai dengan kebutuhan masyarakat daerah, sehingga semua daerah bisa maju dan mempercepat tujuan nasional
·         Masih adakah masalah-masalah yang muncul di seputar otonomi daerah?

Bentuk-bentuk masalah Penelitian:
1.      Permasalahan Deskriptif
2.      Permasalahan Komparatif
3.      Permasalahan Asosiatif

Permasalahan Deskriptif
§  Berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel (satu atau lebih)
§  Keberadaan variabel, maka tidak bermaksud untuk membandingkan dengan variabel yang lain, atau mencari hubungan dengan variabel lain
Contoh:
Bagaimana kinerja pelayanan pegawai setelah diterapkannya Pelayanan Satu atap di kantor SAMSAT  Surabaya?
Bagaimana efektivitas BOS di ……………?

Permasalahan Komparatif
Permasalahan penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel  atau lebih pada satu atau lebih atau sampel yang berbeda
Contoh:
·        Adakah perbedaan prestasi pegawai yang berasal dari desa dengankota ? (1V,2S)
·        Adakah perbedaan kemampuan dan loyalitas  antara PNS dengan BUMN (2V,2S)
·        Adakah perbedaan kualitas pelayanan  RS Pemerintah dengan RS Swasta ?




Permasalahan Asosiatif
Permasalahan bersifat hubungan 2 variabel atau lebih, meliputi:
1.      Hubungan Simetris
2.      Hubungan Kausal
3.      Hubungan timbal balik


Hubungan Simetris
§  Hubungan 2 variabel/lebih yang munculnya bersama
Contoh:
Adakah hubungan antara pengalaman pegawai dengan pendidikan pegawai
(dalam arti bahwa yang menyebabakan pendidikan pegawai BUKAN pengalaman)

Hubungan Kausal
§  Hubungan sebab akibat
§  Ada variabel independent dan variabel dependent
Contoh:
Adakah pengaruh insentif terhadap kedisiplinan pegawai di…?
Adakah pengaruh sosialisasi SPMB terhadap peningkatan jumlah mahasiswa di …?

Hubungan Interaktif/timbal balik
§  Hubungan yang saling mempengaruhi
§  Tidak diketahui posisi variabel yang menjadi dependent dengan yang independent
Contoh:
Adakah hubungan antara prestasi pegawai dengan motivasi pegawai
Dalam hal ini diartikan prestasi mempengaruhi  motivasi sebaliknya juga motivasi  mempengaruhi prestasi.