Minggu, 29 Januari 2012

Tugas Mandiri Akhir Semester 1,,Administrasi Perkantoran;Akasius Akang


Nama               : AKASIUS AKANG
NIM                : 2011210005
Program Studi: Ilmu Administrasi Negara
TUGAS MANDIRI AKHIR SEMSETER(Sifat terbuka)
Mata Kuliah    : ADM. PERKANTORAN
Dosen              : SUGENG RUSMIWARI

Pertanyaan:

1.     Administrasi dalam arti sempit adalah pekerjaan kantor/tata usaha ketata usahaan (clirecal work) dan (to serve) melayani, dan dalam arti yang lain dikenal baik sebagai ilmu maupun sebagai seni yang dilaksanakan oleh administrator public/leader/manager.

Tugas:
a.       Jelaskan hakekatnya?
b.      Apa saja sumber daya yang dapat dioptimalkan sehingga efektif, efisien, dan rasional, jelaskan singkat?
c.       Apa saja kendalanya dan bagaimana solusinya?
2.     Pada dasarnya fungsi Leader dalam organisasi dituntut mampu mengendalikan menyusun Sistem dan Prosedur Administrasi Perkantoran dengan dasar Etika berOrganissasi dan Etika Memimpin.

Tugas:
a.       Jelaskan makna konsep tersebut diatas?
b.      Apa/ bagaimana hipotesis Etika Organisasi dan Kepemimpinan dalam Sistem dan Prosedur Administrasi Perkantoran agar efektif?
c.       Apa tantangan untuk menjadikan Kantor sebagai rumah kedua?
3.     Pada akhirnya setiap diri yang terlibat dalam Organisasi  juga akan terlibat dalam Administrasi Perkantoran, baik dia sebagai pemimpin formal maupun pemimpin sesaat. Untuk itu latar belakang/ motivasi dalam Pengambilan Keputusan yang berdimensi pada Kebijakan Publik menjadi sangat bermakna.

Tugas:
a.       Jelaskan hakekat konsep tersebut dengan Paradigma Analisis Metta Administration ?
b.      Jelaskan 3 (tiga) unsure yang dominan dengan Pendekatan Metta Leadeership ?
c.       Kritisi Standar Penampilan Pribadi (Grooming) bialmana Keputusan yang diambil harus Benevolent Autocrat ?
4.     Tugas anggota organisasi mulai dari Top Leader hingga follower adalah memberikan Pelayanan Publik  ( Exellent Services/ Customer Care) atau Pelayanan Prima sebaik-baiknya bagi yang membutuhkan baik bersifat Vertika maupun Horizontal sehingga tercipta Good Organization dan Good Governance.
Tugas:
a.       Kritisi makna konsep tersebut diatas saudara sebagai Cendikiawan yang Akuntable !
b.      Dengan konsep tersebut dapatkah pengembangan karier (career development) pegawai apakah dapat berjalan efektif ?
c.       Berikan advocasi Job Grading, agar link and match agar good and good!

Jawaban:

1.     Administrasi dalam arti sempit adalah pekerjaan kantor/tata usaha ketata usahaan (clirecal work) dan (to serve) melayani, dan dalam arti yang lain dikenal baik sebagai ilmu maupun sebagai seni yang dilaksanakan oleh administrator public/leader/manager.

a.     Hakekat Administrasi dalam arti sempit yaitu mengerahkan kegiatan-kegiatan kita secara terus-menerus menuju tercapainya tujuan, dan mengendalikan sumber-sumber daya  beserta gerak-gerik pemanfaatannya sesuai dengan peraturan-peraturan dan rencana kita. terwujudnya Administrator Publik / Leadership yang efekti dan efisien adalah meningkatkan mutu atau kualitas dan kuantitas/ produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi, dibidang pelayanan umum; Mendorong segenap upaya untuk mengefektifkan dan mengefisienkan system dan tata laksana  pelaksanaan yang lebih berdaya guna dan berhasil guna; Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa, dan peran serta (partisipasi) masyarakat dalam pembangunan serta meningkatkan masyarakat luas.
Namun selain yang di atas, ada dua pandangan mengenai pengertian administrasi yaitu administrasi sebagai ilmu dan pengertian administrasi sebagai seni. Administrasi sebagai ilmu (Science) atau ilmu terapan, karena kemanfaatannya dapat dirasakan apabila prinsip-prinsip, rumus-rumus, dalil-dalil diterapkan untuk meningkatkan mutu pelbagai kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan administrasi sebagai seni (Art) merupakan karya seseorang yang dipraktekkannya dengan baik yang diperolehnya dari pengalaman tanpa sebelumnya mempelajari teori-teori administrasi. la berhasil dan sukses melaksanakan tugasnya tanpa memperoleh pendidikan tentang teori-teori dan asas-asas yang berkenaan dengan administrasi. Walaupun demikian ia memperoleh kemahiran di dalam bidang administrasi berdasarkan pengalaman di dalam melaksanakan tugasnya.
b.    Sumber daya Adalah segala apa yang merupakan sumber kekuatan bagi orang yang melakukan usaha atau daya upaya. Dalam hal ini, sumber daya yang dapat dioptimalkan sehingga efektif, efisien, dan rasional dalam proses penyelenggaraan administrasi oleh seorang administrator public/leader/manager  yakni terutama: sumber daya  manusia (personil), uang, dan alat, pesawat, mesin, gedung dan sebagainya.
c.      Dalam segala hal selalu ditemukan sesuatu yang tidak diinginkan, yaitu kendala, termasuk dalam konteks administrasi juga terdapat kendala yang mungkin timbul pada saat tak terduga. Salah satu contoh kendala yang mungkin bisa muncul adalah kendala pada sumber daya itu sendiri, misalnya manusia (personil) tidak memiliki kemampuan/keahlian dalam administrasi dengan demikian manusia (personili) tersebut tidak produktif bagi sebuah organisasi, tentu hal ini akan menjadi kendala bagi sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya, karena tercapainya tujuan dalam suatu organisasi sangat bergantung pada sumber daya manusia. Selain itu, jika dalam sebuah kantor tidak memiliki peralatan kantor yang tidak memadai, misalnya computer yang tidak cukup baik untuk menjalankan administrasi tersebut, tentu hal ini sangat menghambat proses penyelenggaraan administrasi secara efektif dan efisien. Solusinya adalah setiap manusia (personil)/pegawai kantor harus ditentukan berdasarkan ketentuan suatu organisasi, misalnya melalui proses seleksi pegawai, dan untuk peralatan kantor harus diupayakan penyediaan peralatan kantor yang berkualitas dan modern untuk menunjang proses penyelenggaraan administrasi ,sehingga pelayanan public dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan nyaman serta dapat memuaskan bagi pengguna jasa pelayanan.
2.     Pada dasarnya fungsi Leader dalam organisasi dituntut mampu mengendalikan menyusun Sistem dan Prosedur Administrasi Perkantoran dengan dasar Etika berOrganissasi dan Etika Memimpin.
a.     Makna konsep tersebut diatas adalah menunjukkan bahwa seorang leader dalam menjalankan Fungsinya harus berdasarkan Etika berOrganisasi dan Etika Memimpin, hal tersebut dituntut agar dalam menyusun system dan Prosedur Administrasi Perkantoran dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga tujuan bersama dalam Organisasi dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan.
b.    System dan prosedur administrasi perkantoran adalah langkah-langka pelaksanaan pekerjaan yang sistematis yang berkaitan dengan apa, mengapa, bilamana, dimana, kapan suatu pekerjaan itu dilaksanakan. Sistem dan prosedur Perkantoran yang baik memiliki dampak:
a.       Pekerjaan menjadi lebih sederhana, efektif, efiaien, responsive, dan akuntabel.
b.      Mudah melakukan pemantauan, pengawasan dan pengendalian, karena telah didukung oleh spesialisasi, kompetensi, atau profesionalisme masing-masing individu.
c.       Terjadinya koordinasi yang integrative antar bagian atau individu yang satu dengan yang lain, dan saling membantu dalam pemecahan masalah yang dihadapi.
d.      Telah terjadi proses pendidikan dan latihan secara berkelanjutan atau kaderisasi hingga menuju tingkat kematangan yang tinggi.
e.       Penguasaan sarana dan prasarana administrasi perkantoran yang baik yang didukung oleh Informasi Teknologi (IT).
c.      Tantangan atau hambatan untuk menjadikan kantor sebagai rumah kedua: Menurut saya: pertama, jika belum berkeluarga(punya istri dan anak) hambatannya menjadikan kantor sebagai rumah kedua adalah tidak banyak waktu untuk santai,jalan-jalan,diam dirumah sendiri,dan berkumpul bersama keluarga,  setelah pekerjaan selesai dikantor. Kedua, jika sudah berkeluarga: biasanya banyak pekerja kantor mengalami kerusakan keluarga gara-gara menomor duakan kantor, suami jarang dirumah akibatnya sang istripun tidak senang sendirian dirumah. Sang ayah kurang memperhatikan anak karena terlalu focus pada pekerjaan kantor. Sang istri pulang kemalaman dari kantor, sehingga sanga ayah pun tidak suka dengan tindakan seperti itu.
3.     Pada akhirnya setiap diri yang terlibat dalam Organisasi juga akan terlibat dalam Administrasi Perkantoran, baik dia sebagai pemimpin formal maupun pemimpin sesaat. Untuk itu latar belakang/ motivasi dalam Pengambilan Keputusan yang berdimensi pada Kebijakan Publik menjadi sangat bermakna.
a.      Hakekat konsep tersebut dengan paradigma Analisis Metta Administration:
b.    Metta Leadership adalah upaya untuk menjawab problem tentang realitas leadership yang komprehensif dan kompeten lebih menekankan fundamental etika, filsafat, psikologi dan agama. Tiga (3) unsure yang dominan dengan Pendekatan Metta Leadeership:
1. sifat manusia/ pemimpin dan hubungannya secara kontekstual dan individual dengan realita dalam alam semesta.
2. Sifat dan fakta bagi tujuan, perilaku, penyebab, dan aturan.
3. Problem pilihan, khususnya kebebasan versus determinisme pada perilaku manusia.


c.      Kritisi standar penampilan pribadi (Grooming) bilamana keputusan yang diambil harus Benevolent Autocrat.
Benevolent Autocrat/Otokratis yang baik. Gaya ini memberikan perhatian yang maksimum pada tugas, dan perhatian minimum terhadap hubungan kerja. Menejer ini mengetahui secara tepat apa yag ia inginkan dan bagaimana memperoleh yang diiinginkn tersebut tanpa mnyebabkaan keseganan dipihak lain. Pengambilan sebuah keputusan yang berdimensi pada Kebijakan Publik dan itu harus dihadapi dengan bijaksana dan etika seorang pemimpin dalam mengambil sebuah keputusan. Dan jika keputusan itu yang diambil harus Benevolent Autocrat.
4.     Tugas anggota organisasi mulai dari Top Leader hingga Follower adalah memberikan Pelayanan Publik (Exellent Service/ Customer Care) atau Pelayanan Prima sebaik-baiknya bagi yang membutuhkan baik bersifat Vertikal maupun Horizontal sehingga tercipta Good Organization dan Good Governance.
a.     Kritisi makna konsep tersebut diatas saudara sebagai Cendikiawan yang Akuntable : Tujuan pendirian Negara Republik Indonesia, seperti tertuang dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, antara lain adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanat tersebut mengandung makna negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya penyelenggaraan pelayanan yang prima kepada masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara atas barang publik, jasa publik, dan pelayanan administrative. Dalam pemahaman teori Governance teori yang mencoba menjelaskan secara makro proses-proses perubahan dalm kepemerintahan, krisis ini disebabkan oleh masih kuatnya hegemoni Negara, ditandai oleh dominannya pengaruh Negara atas segala aspek kehidupan, termasuk urusan pelayanan public (yang dari waktu ke waktu  semakin kompleks). Akibatnya, Negara terjebak dalam situasi dilematis, menjadi terlalu besar untuk urusan-urusan kecil, menjadi terlalu kecil untuk urusan-urusan yang besar.  Akar persoalannya, masih menurut teori Governance, terletak pada model pemerintahan yang kini berlaku, dengan cirri khasnya antara lain, struktur yang vertical, birokrasi yang kental dan intervensions. Model pemerintahan (tradisional) seperti ini ternyata tidak mampu mengadaptasikan dirinya dengan lingkungan ekonomi, sosial dan cultural yang sedang mengalami perubahan yang cepat (lihat kazaneigil, 1998). Mengahadapi situasi semacam itulah, menurut saya, amat dperlukan keputusan politik dari pihak Negara /pemerintah untuk secara serius dan konsisten mereformasi model pengorganisasian pelayanan publiknya. Dengan meminjam konsep Grindle dan Thomas (1991:4), kebijakan/ policy reformasi pelayanan public itu haruslah diarahkan untuk mencermati dan membenahi berbagai kesalahan kebijkan dimasa lalu maupun kebijakan yang berlaku sekarang serta mekanisme pengaturan kelembagaan yang ada. Lebih spesifik, reformasi pelayanan publik itu harus menjangkau pula perubahan yang mendasar dalam rutinitas kerja administrasi, budaya birokrasi, dan prosedur kerja instansi/ depertemen guna memungkinkan dikembangkannya kepemimpinan yang berwatak kewirausahaan pada birokrasi public ( Schaehter, 1995:534). Kedua, ramifikasi persoalan persoalan sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi di masa depan menyebabkan pilihan kita dalam penyelenggaraan pemerintahan bukan lagi pemerintah yang “banyak memerintah” atau pemerintah yang “ sedikit memerintah” atau sekedar “pemerintahan y6ang baik (better government) sebagaimana pernah dikatakan oleh dua tokoh Reinventing Government, Osborne dan Gaebler (1992). Pada hemat saya, yang kita butuhkan di masa depan adalah pemerintah yang benar-benar mampu memerintah (Career government).
b.    Dengan konsep tersebut apakah pengembangan karier ( Career development) pegawai dapat berjalan efektif?
Menurut hemat saya, dengan konsep tersebut pengembangan karier pegawai dapat berjalan efektif. Rasionalisasi saya, memang benar bahwa setiap anggota organisasi baik Top Leader maupun Follower berkewajiban memberikan pelayanan prima bagi yang membutuhkannya, hubungan antara top leader dan follower dan situasi lingkungan serta kejujuran harus diperhatikan secara baik oleh setiap anggota organisasi, agar tercipta Good Organization dan Good Governance.

c.      Advokasi job grading, agar link and match agar good and good.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar